Home » , » CERBUNG | Kondom Bekas

CERBUNG | Kondom Bekas

Written By Hakim on 03/06/14 | 04.03

"..."
"... Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya mucikari berbadan besar pada pelacur-pelacurnya.
Tak ada yang berani menjawab pertanyaan darinya. Sampai Melisa memberanikan diri mewakili teman-temannya untuk menjawab pertanyaan sang mucikari.
"Kita hanya ngobrol saja, tak lebih. Kami merencanakan untuk pergi berlibur lebaran besok." Kata Melisa sedikit tegang.
"Hahaha... Kalian itu pelacur, hari lebaran buat kalian itu ya di sana." Kata mucikari dengan menunjuk pada kamar-kamar biasa digunakan untuk melayani para pria hidung belang.
Lanjut mucikari, "sudahlah, kalian itu perempuan-perempuan terbuang. Perempuan-perempuan yang sudah tak diinginkan masyarakat awam. Satu-satunya yang menginginkan kalian ya mereka (para lelaki hidung belang)."
Selelsai mengatakan itu sang mucikari langsung beranjak dari tempat Melisa dan kawan-kawan, karena ada tamu.
"Bagaimana Mel, pastinya kita tak bisa menikmati hari lebaran?" tanya salah seorang teman Melisa bernama Dina.
Tak ada jawaban dari Melisa dengan pertanyaan Dina. Melisa membayangkan kejadian saat itu sehingga dia bisa terdampar di tempat ini bersama yang lainnya.
~~~
Waktu itu sore hari. Melisa dan suaminya baru pulag dari liburan di Bali. Suami Melisa sendiri adalah seorang pengusaha meubel. Jadi sering kali berpergian ke Bali sekedar untuk mengirim barang, kadang juga untuk liburan.
Setelah menurunkan barang bawaan dan beberapa oleh-oleh yang akan diberikan untuk para tetangga, Melisa pun beranjak ke kamar untuk sejenak merebahkan badannya.
"Mama gak mandi dulu?" tanya suami Melisa.
"Nanti saja Pa. Papa mandi dulu saja, mama mau merebahkan badan sejenak."
"Ya sudah, papa mandi dulu. Tapi janji selesai papa mandi mama yang mandi ya. Papa udah kepengen soalnya ma."
"Iya pa." Jawab Melisa agak tak bersemangat karena terlalu capek.
Selesai suami Melisa - Bambang - selesai mandi. Sesuai perjanjian tadi, Melisa pun masuk ke kamar mandi dan segera menyelesaikan mandinya.
Hari beranjak gelap. Suara azan berkumandang bersahut-sahutan. Kunang-kunang telah bersiap memancarkan sinar alaminya.
Sementara itu di dalam kamar rumah yang cukup mewah itu, Bambang telah siap di atas ranjang spring bed. Melisa yang sebenarnya terlalu capek untuk melakukan hubungan suami istri, tak bisa menolak kalau sang suami sudah memintanya.
"Pa, bisa gak kita tunda dulu. Mama capek banget soalnya." Pinta Melisa.
"Kan habis mandi ma, masak capeknya gak hilang?" tanya Bambang.
Melisa sudah tahu arah pembicaraan itu. Sehingga dia tak menjawab pertanyaan suaminya tadi dan langsung naik di atas kasur dengan Bambang yang sudah siap menerima tubuh istrinya itu.
Hubungan suami istri itu pun berlangsung, Bambang seperti biasanya gairahnya yang kuat selalu dominan ketika melakukan hubungan biologis dengan Melisa.
Dan di luar rumah pasangan suami istri yang sedang behubungan intim itu, ternyata ada dua orang maling yang mencoba masuk ke ruamh Melisa.
"Dul, ada orang lewat apa nggak?" tanya Joni pada Abdul.
Joni yang kala itu sedang memanjat gerbang rumah Melisa sangat bersiaga agar tak menimbulkan suara berisik yang bisa membuatnya tak aman. Selesai Joni berhasil meloncat pagar kediaman Melisa, Abdul segera menyusul Joni masuk ke dalam. Dan mereka berdua dalam sekejap sudah berada di dalam halaman rumah Melisa.
"Ayo Jon, cepat kita masuk."
"Dul, cepat buka pintunya."
Mereka berdua mencoba membuka pintu rumah dengan alat yang telah disiapkan.
Sementara di kamar, Melisa dan Bambang sedang mencoba berbagai macam gaya yang didapatkan dari kamasutra. Sesekali Melisa berada di atas Bambang, dan Melisa juga sadar apa yang harus dia lakukan ketika berada di posisi women on top. Dan sekarang giliran Melisa yang ada di bawah. Dengan tubuh suaminya yang berada di atas, tubuh Melisa sudah dikuasai oleh Bambang. Begitu seterusnya.
Di sisi lain, Abdul dan Joni telah sukses masuk ke dalam rumah pengusaha meubel itu.
"Jon, tv nya gede banget." Abdul yang tak pernah melihat tv besar seperti di rumah Melisa itupun heran dan kegirangan.
"Wah, ini tangkapan besar Dul. Kaya kita!"
"Sssstt... jangan keras-keras Jon. Ayo kita lihat ke atas."
Joni dan Abdul bergegas ke atas, dan di atas terdapat Melisa dan suaminya yang sedang asyik bersenggama.
Dibukanya pintu kamar Melisa.
"Siapa kalian? Mau apa kalian?" Bambang yang pertama kali melihat kalau Joni masuk ke kamarnya.
"Jon cepat ikat dia." Perintah Abdul.
Sementara Melisa hanya bisa ketakutan dan sesekali menjerit. Dan Joni dengan cakap telah berhasil mengikat Bambang. Bambang tak bisa melawan karena posisinya kala itu yang telanjang dan akan klimaks.
"Dul, ada perempuan cantik dul. Sayang kalau gak kita cobain." Kata Joni dengan tatapan menggoda Melisa.
"Benar juga Jon. Sikat saja Jon."
Kedua maling ini pun memperkosa Melisa yang sedari tadi hanya berbalut selimut. Sementara Bambang yang diikat erat hanya bisa menyaksikan tubuh istrinya dinikmati oleh orang lain di depannya. Dan Melisa pun tak bisa berontak dengan kedua maling tersebut. Melisa hanya menangis kesakitan, sesekali melihat wajah suaminya.
Selesai menikmati tubuh Melisa. Kedua maling ini membiarkan Melisa di tempat tidur dan segera kabur dari rumah itu dengan uang serta barang-barang milik Melisa.
Melisa tak berdaya, terkapar tanpa tenaga di kasur kamarnya. Bambang hanya bisa menangis dengan tubuh telanjangnya melihat istrinya disetubuhi orang lain.
"Pa..." Rintih Melisa.
Tak ada sepatah kata keluar dari mulut Bambang. Dan segera Melisa mencoba melepas tali ikatan pada suaminya itu.
Setelah kejadian itu, sikap Bambang sedikit berubah pada Melisa. Bahkan saat berhubungan badan pun Bambang seolah-olah tak menikmati seperti dulu-dulu.
Sampai suatu hari, Bambang menyuruh orang-orangnya untuk memperkosa Melisa agar dia bisa menuduh istrinya kalau dia berselingkuh.
Tepat hari Senin, Bambang hari itu pagi-pagi buta sudah berangkat menuju show roomnya. Sementara melisa yang masih di rumah menyelesaikan pekerjaan rumahnya sebgai ibu rumah tangga. Dan tiba-tiba bel rumah berbunyi.
“Tingtong.”
Dibukanya pintu rumah yang dulu pernah dicongkel oleh maling. Setelah pintu terbuka, Melisa melihat 1 orang berpakaian rapi dan Melisa sendiri belum pernah bertemu dengan orang tersebut.
“Maaf pak, cari siapa ya?” tanya Melisa.
“Apa benar ini kediaman pak Bambang pemilik show room meubel di depan sana?”
“Benar pak. Ada perlu apa ya?”
“Sebelumnya boleh saya masuk. Biar saya menjelaskan kepentingan saya di dalam?”
Melisa sebenarnya sudah agak curiga dengan orang yang tak pernah dia lihat sebelumnya disekitaran komplek rumahnya itu. tapi karena dia selaku tamu, maka dipersilakannya tamu itu.
“Silakan masuk pak.”
Namun sayang, setelah Melisa membalikkan badan. Melisa langsung dipeluk erat oleh pria itu.
“Apa-apaan kamu. Lepaskan-lepaskan.” Teriak Melisa kencang-kencang.
Takut kalau teriakan melisa bisa membuat tetangganya curiga. Si pria itu langsung menyumpal mulut Melisa dengan sapu tangan miliknya.
Dengan mata penuh birahi, pria itu akhirnya bisa membuka pakaian yang dikenakan Melisa.
Karena semua ini adalah rencana Bambang, dia pun segera kembali ke rumah dengan alasan mau mengambil barang yang tertinggal. Dan sesampainya di rumah dia melihat istrinya bersama pria suruhannya melakukan hubungan suami istri di ruang tamu. Seketika itu pula Bambang langsung menarik istrinya, sedangkan si pria itu kabur. Dan rencana Bambang untuk memergoki istrinya pun berhasil.
Penjelasan dari Melisa sama sekali tak berarti bagi Bambang yang sebenarnya dialah dalang di balik itu semua.
~~~
“… Mel, Melisa. Itu dipanggil mama – panggilan akrab mucikari.” Kata Dina menyadarkan lamunan Melisa.
Dengan kondisi yang masih kaget Melisa menghampiri mama dengan sosok pria tamunya tadi.
“Mel, ini pak Indra. Layani dengan baik ya. Sana bawa masuk ke kamar.” Perintah mucikari.
Melisa dan pak Indra bergegas menuju kamar. Dan jalan menuju kamar itu melewati tempat di mana Melisa tadi melamun. Dalam perjalanan Melisa berbisik pada Dina.
“Din, kamu ada kondom gak? Aku kehabisan nih.” Bisik Melani.
“Ini ada kondom bekas, mau?” goda Dina.
“Ah, dasar.” [] masupik

Ingin mendapatkan cerpen ini download di sini
Share this article :

2 komentar:

  1. Kasihan ya Melisanya, tersakiti gitu. Sabar, Mbak Mel. :')
    Jangan sampai benaran ada cerita seperti ini..

    BalasHapus
  2. iya semoga saja tak ada yang seperti itu. tapi ini ceritanya bersambung kok. insya Allah. :)

    BalasHapus

Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komentar :))

.:: DAFTAR ISI ::.

Archives

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Catetan Masupik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger