"...
Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya mucikari berbadan besar pada
pelacur-pelacurnya.
Tak
ada yang berani menjawab pertanyaan darinya. Sampai Melisa memberanikan diri
mewakili teman-temannya untuk menjawab pertanyaan sang mucikari.
"Kita
hanya ngobrol saja, tak lebih. Kami merencanakan untuk pergi berlibur lebaran
besok." Kata Melisa sedikit tegang.
"Hahaha...
Kalian itu pelacur, hari lebaran buat kalian itu ya di sana." Kata
mucikari dengan menunjuk pada kamar-kamar biasa digunakan untuk melayani para
pria hidung belang.
Lanjut
mucikari, "sudahlah, kalian itu perempuan-perempuan terbuang.
Perempuan-perempuan yang sudah tak diinginkan masyarakat awam. Satu-satunya
yang menginginkan kalian ya mereka (para lelaki hidung belang)."
Selelsai
mengatakan itu sang mucikari langsung beranjak dari tempat Melisa dan
kawan-kawan, karena ada tamu.
"Bagaimana
Mel, pastinya kita tak bisa menikmati hari lebaran?" tanya salah seorang
teman Melisa bernama Dina.
Tak
ada jawaban dari Melisa dengan pertanyaan Dina. Melisa membayangkan kejadian
saat itu sehingga dia bisa terdampar di tempat ini bersama yang lainnya.
~~~
Waktu
itu sore hari. Melisa dan suaminya baru pulag dari liburan di Bali. Suami
Melisa sendiri adalah seorang pengusaha meubel. Jadi sering kali berpergian ke
Bali sekedar untuk mengirim barang, kadang juga untuk liburan.
Setelah
menurunkan barang bawaan dan beberapa oleh-oleh yang akan diberikan untuk para
tetangga, Melisa pun beranjak ke kamar untuk sejenak merebahkan badannya.
"Mama
gak mandi dulu?" tanya suami Melisa.
"Nanti
saja Pa. Papa mandi dulu saja, mama mau merebahkan badan sejenak."
"Ya
sudah, papa mandi dulu. Tapi janji selesai papa mandi mama yang mandi ya. Papa
udah kepengen soalnya ma."
"Iya
pa." Jawab Melisa agak tak bersemangat karena terlalu capek.
Selesai
suami Melisa - Bambang - selesai mandi. Sesuai perjanjian tadi, Melisa pun
masuk ke kamar mandi dan segera menyelesaikan mandinya.
Hari
beranjak gelap. Suara azan berkumandang bersahut-sahutan. Kunang-kunang telah bersiap
memancarkan sinar alaminya.
Sementara
itu di dalam kamar rumah yang cukup mewah itu, Bambang telah siap di atas
ranjang spring bed. Melisa yang sebenarnya terlalu capek untuk melakukan
hubungan suami istri, tak bisa menolak kalau sang suami sudah memintanya.
"Pa,
bisa gak kita tunda dulu. Mama capek banget soalnya." Pinta Melisa.
"Kan
habis mandi ma, masak capeknya gak hilang?" tanya Bambang.
Melisa
sudah tahu arah pembicaraan itu. Sehingga dia tak menjawab pertanyaan suaminya
tadi dan langsung naik di atas kasur dengan Bambang yang sudah siap menerima
tubuh istrinya itu.
Hubungan
suami istri itu pun berlangsung, Bambang seperti biasanya gairahnya yang kuat
selalu dominan ketika melakukan hubungan biologis dengan Melisa.
Dan
di luar rumah pasangan suami istri yang sedang behubungan intim itu, ternyata
ada dua orang maling yang mencoba masuk ke ruamh Melisa.
"Dul,
ada orang lewat apa nggak?" tanya Joni pada Abdul.
Joni
yang kala itu sedang memanjat gerbang rumah Melisa sangat bersiaga agar tak
menimbulkan suara berisik yang bisa membuatnya tak aman. Selesai Joni berhasil
meloncat pagar kediaman Melisa, Abdul segera menyusul Joni masuk ke dalam. Dan
mereka berdua dalam sekejap sudah berada di dalam halaman rumah Melisa.
"Ayo
Jon, cepat kita masuk."
"Dul,
cepat buka pintunya."
Mereka
berdua mencoba membuka pintu rumah dengan alat yang telah disiapkan.
Sementara
di kamar, Melisa dan Bambang sedang mencoba berbagai macam gaya yang didapatkan
dari kamasutra. Sesekali Melisa berada di atas Bambang, dan Melisa juga sadar
apa yang harus dia lakukan ketika berada di posisi women on top. Dan sekarang
giliran Melisa yang ada di bawah. Dengan tubuh suaminya yang berada di atas,
tubuh Melisa sudah dikuasai oleh Bambang. Begitu seterusnya.
Di
sisi lain, Abdul dan Joni telah sukses masuk ke dalam rumah pengusaha meubel
itu.
"Jon,
tv nya gede banget." Abdul yang tak pernah melihat tv besar seperti di
rumah Melisa itupun heran dan kegirangan.
"Wah,
ini tangkapan besar Dul. Kaya kita!"
"Sssstt...
jangan keras-keras Jon. Ayo kita lihat ke atas."
Joni
dan Abdul bergegas ke atas, dan di atas terdapat Melisa dan suaminya yang
sedang asyik bersenggama.
Dibukanya
pintu kamar Melisa.
"Siapa
kalian? Mau apa kalian?" Bambang yang pertama kali melihat kalau Joni
masuk ke kamarnya.
"Jon
cepat ikat dia." Perintah Abdul.
Sementara
Melisa hanya bisa ketakutan dan sesekali menjerit. Dan Joni dengan cakap telah
berhasil mengikat Bambang. Bambang tak bisa melawan karena posisinya kala itu
yang telanjang dan akan klimaks.
"Dul,
ada perempuan cantik dul. Sayang kalau gak kita cobain." Kata Joni dengan
tatapan menggoda Melisa.
"Benar
juga Jon. Sikat saja Jon."
Kedua
maling ini pun memperkosa Melisa yang sedari tadi hanya berbalut selimut.
Sementara Bambang yang diikat erat hanya bisa menyaksikan tubuh istrinya
dinikmati oleh orang lain di depannya. Dan Melisa pun tak bisa berontak dengan
kedua maling tersebut. Melisa hanya menangis kesakitan, sesekali melihat wajah
suaminya.
Selesai
menikmati tubuh Melisa. Kedua maling ini membiarkan Melisa di tempat tidur dan
segera kabur dari rumah itu dengan uang serta barang-barang milik Melisa.
Melisa
tak berdaya, terkapar tanpa tenaga di kasur kamarnya. Bambang hanya bisa
menangis dengan tubuh telanjangnya melihat istrinya disetubuhi orang lain.
"Pa..."
Rintih Melisa.
Tak
ada sepatah kata keluar dari mulut Bambang. Dan segera Melisa mencoba melepas
tali ikatan pada suaminya itu.
Setelah
kejadian itu, sikap Bambang sedikit berubah pada Melisa. Bahkan saat
berhubungan badan pun Bambang seolah-olah tak menikmati seperti dulu-dulu.
Sampai
suatu hari, Bambang menyuruh orang-orangnya untuk memperkosa Melisa agar dia
bisa menuduh istrinya kalau dia berselingkuh.
Tepat
hari Senin, Bambang hari itu pagi-pagi buta sudah berangkat menuju show
roomnya. Sementara melisa yang masih di rumah menyelesaikan pekerjaan rumahnya
sebgai ibu rumah tangga. Dan tiba-tiba bel rumah berbunyi.
“Tingtong.”
Dibukanya
pintu rumah yang dulu pernah dicongkel oleh maling. Setelah pintu terbuka,
Melisa melihat 1 orang berpakaian rapi dan Melisa sendiri belum pernah bertemu
dengan orang tersebut.
“Maaf
pak, cari siapa ya?” tanya Melisa.
“Apa
benar ini kediaman pak Bambang pemilik show room meubel di depan sana?”
“Benar
pak. Ada perlu apa ya?”
“Sebelumnya
boleh saya masuk. Biar saya menjelaskan kepentingan saya di dalam?”
Melisa
sebenarnya sudah agak curiga dengan orang yang tak pernah dia lihat sebelumnya
disekitaran komplek rumahnya itu. tapi karena dia selaku tamu, maka
dipersilakannya tamu itu.
“Silakan
masuk pak.”
Namun
sayang, setelah Melisa membalikkan badan. Melisa langsung dipeluk erat oleh
pria itu.
“Apa-apaan
kamu. Lepaskan-lepaskan.” Teriak Melisa kencang-kencang.
Takut
kalau teriakan melisa bisa membuat tetangganya curiga. Si pria itu langsung
menyumpal mulut Melisa dengan sapu tangan miliknya.
Dengan
mata penuh birahi, pria itu akhirnya bisa membuka pakaian yang dikenakan
Melisa.
Karena
semua ini adalah rencana Bambang, dia pun segera kembali ke rumah dengan alasan
mau mengambil barang yang tertinggal. Dan sesampainya di rumah dia melihat
istrinya bersama pria suruhannya melakukan hubungan suami istri di ruang tamu.
Seketika itu pula Bambang langsung menarik istrinya, sedangkan si pria itu
kabur. Dan rencana Bambang untuk memergoki istrinya pun berhasil.
Penjelasan
dari Melisa sama sekali tak berarti bagi Bambang yang sebenarnya dialah dalang
di balik itu semua.
~~~
“…
Mel, Melisa. Itu dipanggil mama – panggilan akrab mucikari.” Kata Dina
menyadarkan lamunan Melisa.
Dengan
kondisi yang masih kaget Melisa menghampiri mama dengan sosok pria tamunya
tadi.
“Mel,
ini pak Indra. Layani dengan baik ya. Sana bawa masuk ke kamar.” Perintah
mucikari.
Melisa
dan pak Indra bergegas menuju kamar. Dan jalan menuju kamar itu melewati tempat
di mana Melisa tadi melamun. Dalam perjalanan Melisa berbisik pada Dina.
“Din,
kamu ada kondom gak? Aku kehabisan nih.” Bisik Melani.
“Ini
ada kondom bekas, mau?” goda Dina.
Kasihan ya Melisanya, tersakiti gitu. Sabar, Mbak Mel. :')
BalasHapusJangan sampai benaran ada cerita seperti ini..
iya semoga saja tak ada yang seperti itu. tapi ini ceritanya bersambung kok. insya Allah. :)
BalasHapus