Home » , , » RUJAK PETIS | Makanan Plosok Dengan Omset Mencolok

RUJAK PETIS | Makanan Plosok Dengan Omset Mencolok

Written By Hakim on 31/05/14 | 14.31



Satu pertanyaan sederhana yang ingin kutanyakan. Ada yang tahu rujak? Atau ada yang pernah makan rujak? Rujak apa yang kalian makan? Rujak cingur, rujak gobet, atau rujak es krim yang ada di Jogja? Tapi apakah kalian pernah dengar atau pernah menikmati rujak petis? Pasti jawabannya ada yang pernah dan ada yang tidak atau belum pernah. Bagi yang tidak atau belum pernah menikmati rujak petis, ijinkan aku untuk sedikit mendeskripsikan mengenai makanan khas desa Bulu kecamatan Bancar Kabupaten Tuban yang berada di pantura ini.
Sebelumnya, memang tak ada yang pernah mendeklarasikan kalau rujak petis adalah makanan khas desa Bulu. Bukan karena rujak petis tak ada nilai historis dan ekonomisnya, tapi karena rujak petis sendiri hanya sebuah makanan desa yang kalah pamor dengan rujak-rujak yang ada. Selain itu, karena rasa asin dari kuah olahan ikan yang dijadikan bahan petis itu sendiri juga tak bisa melayani lidah setiap orang. Jadi rujak petis hanya terbelenggu di plosok desa Bulu dan sekitarnya saja. Karena itulah, aku sebagai putra asli Bulu mencoba mengenalkan rujak petis sebagai makanan khas sekaligus ber-omset yang menjanjikan.
Petis dalam wadah yang hampir habis :)
Petis dalam wadah yang hampir habis [] dok. pribadi
Petis sendiri adalah hasil olahan sampingan dari kuah ikan pindang yang dipanaskan sampai mengental. Tentunya dalam proses pembuatan petis tersebut, sudah ditambahkan bumbu pelengkap lainnya. Yang lebih dominan adalah gula, mengapa demikian? Karena kuah dari ikan pindang sendiri itu sebenarnya sudah sangat asin, sehingga gula bisa meminimalkan rasa asin tersebut. Dan petis di dalam rujak petis berperan sebagai sambal pelengkap.
Kemudian untuk bahan-bahan rujaknya sendiri, kebanyakan memakai buah-buahan seperti nanas, bengkuang, ketimun, mangga muda, kedondong, papaya, belimbing, jambu monyet dan kalau suka bisa ditambah apel hijau dan jambu air. Semua buah tersebut diiris tipis tapi jangan terlalu tipis. Selain buah, bisa juga ditambahkan sayur-sayuran seperti kangkung, tauge (kecambah), dan kacang panjang.
Rujak petis yang siap dinikmati [] dok. pribadi
Cara membuat rujak petis sendiri adalah seperti ini. Pertama ambil petis secukupnya, tambahkan cabai, sedikit penyedap makanan, gula (bisa gula batu atau gula aren) dan lembutkan pada wadah dari batu atau tanah liat (orang desa menyebutnya cowek). Setelah petis, cabai dan gula menyatu, masukan irisan dari buah-buahan di atasnya. Bisa juga irisan ini dipisahkan ditaruh wadah tersendiri. Dan rujak petis sudah bisa dinikmati. Ini kalau kita membuat sendiri rujak petis tersebut. Kalau kita beli dari penjual yang ada di desa Bulu, biasanya untuk penyajiannya masih sangat tradisional, mereka (penjual rujak petis) menggunakan daun pisang yang dipincuk (dibuat sedikit kerucut sehingga sambal petisnya berada di ujung kerucutnya). Kadang juga menggunakan kertas minyak yang dibungkus ala kadarnya saja. Itu sedikit pendeskripsian mengenai rujak petis. Sekarang bagaimana nilai ekonomisnya? Akan kucoba jabarkan.
Satu bungkus rujak petis bisa didapatkan dengan 2.000 rupiah saja, itu racikan bumbu dan buah-buahan dalam rujak yang standar. Tapi kalau untuk bersama-sama, berlima atau sekeluarga. Bisa memberikan uang terlebih dahulu, biar si penjual yang menakar sendiri, seberapa banyak petis dan buah-buahan yang dipakai. Tapi biasanya setiap aku beli, selalu kuberikan uang 4.000 rupiah. Oke itu dasarnya. Tapi aku mengambil sampel 3.000 rupiah/bungkus.
Selanjutnya, jika 1 hari bisa menjual 100 bungkus rujak petis. Maka si penjual akan mendapat keuntungan sebanyak 3.000 x 100 = 300.000 rupiah/hari. Itu keuntungan kotor. Setelah dikurangi dengan pembelian petis, buah-buahan, serta kerupuk. Laba bersih yang bisa dihasilkan oleh si penjual rujak petis tersebut menyentuh angka 200.000 rupiah/hari. Coba kalian bayangkan kalau itu dihitung sebulan, bisa melebihi gaji seorang PNS. Itu keuntungan yang dihasilkan hanya dari rujak petis, sedangkan penjual rujak petis di Bulu kebanyakan juga menjual gorengan, es kelapa, dan makanan ringan lainnya. Jadi bisa dihitung sendiri berapa keuntungannya.
Yang baru aku jelaskan adalah keuntungan omset rujak petis di desa. Lantas bagaimana kalau rujak petis ini masuk di café, restoran, atau rumah makan yang notabene menjual makanan mahal. Pastinya omset dari rujak itu akan meningkat. Tentunya dengan pengemasan dan tampilan yang lebih modern lagi. Mungkin saja rujak petis dikemas lebih praktis dan higienis, kemudian ada tambahan berupa macam-macam rasa, pilihan buah sebagai bahan rujak, rasa petis yang disajikan bervariasi. Tetapi tak menghilangkan konsep dasar rujak petis itu sendiri yaitu sambal petisnya.
Tapi sayangnya, mungkin rujak petis 10 tahun atau 20 tahun  mendatang akan hilang seiring dengan meninggalnya orang yang sekarang berjualan rujak petis. Ya akan hilang, karena, mana mau anak perempuan jaman sekarang berjualan rujak petis di pinggir jalan desa. Meskipun keuntungan yang dapat dihasilkan seperti yang sudah aku jelaskan, tapi kebanyakan perempuan di desa Bulu sekarang lebih memilih kerja kantoran ketimbang mengembangkan lagi potensi dari rujak petis itu sendiri. Tapi itulah sedikit mengenai rujak petis yang nikmat tapi terbelenggu. Rujak petis sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, tapi akan hilang seiring perkembangan jaman. [] masupik
Share this article :

4 komentar:

  1. Sip Cak Luthfil, kata2ne jeru. kadang yo rodok ngenes nek ndelok potensi daerah lalu "terancam punah". Sukses selalu cak. #cahLasem

    BalasHapus
  2. Terima kasih gilang :) kamu juga sukses yak!

    BalasHapus
  3. Aku tidak terlalu suka petis ikan, kalau petis udang masih suka. Pun begitu, kalau untuk rujak pasti enak banget ya.... rasanya ngangeni...
    Btw, kita sama-sama tingal di desa Bulu, cuma beda kota. hihi....

    BalasHapus
  4. @Mb Susi, bulunya mana mb? aku depan balai desa banjarjo.

    BalasHapus

Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komentar :))

.:: DAFTAR ISI ::.

Archives

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Catetan Masupik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger