Home » , , , » Gempa Bumi, Bencana Alam atau Azab Tuhan?

Gempa Bumi, Bencana Alam atau Azab Tuhan?

Written By Hakim on 24/05/14 | 04.43



PERNAHKAH kalian melihat berita di tv mengenai sebuah bencana yang terjadi di suatu wilayah? Kemudian di berita tersebut, disebutkan bahwa banyak memakan korban. Tidak hanya puluhan atau ratusan korban, tapi bisa menyampai ribuan bahkan ratusan ribu. Kemudian dari belakang anda terdengar celethukan seperti ini: suatu bencana terjadi karena Tuhan telah marah pada orang yang berada di daerah tersebut. Karena daerah tersebut acap kali melakukan maksiat, sehingga diturunkan musibah yang  sedemikian rupa. Pasti di antara kalian ada yang pernah mengalaminya dan ada yang tidak pernah mengalaminya. Bagi yang belum pernah mengalaminya, kita singkirkan terlebih dahulu.
Bagi kalian yang pernah mendengar kata-kata yang saya buat tebal atau hampir mirip. Marilah kita sejenak berfikir. Jangan hanya menelan mentah-mentah suatu pendapat yang ada.
Kita ambil contoh musibah gempa bumi. Kalian tahu gempa bumi itu apa? Bagi yang belum tahu saya akan mencoba sedikit menjelaskan. Meminjam penjelasan dari situs bmkg.go.id/bmkg_pusat, disebutkan bahwa gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai oleh patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Itu adalah definisi secara umum dari gempa bumi. Lantas apa hubungannya dengan statemen yang dicetak tebal di atas? Ini penjelasannya.
Setelah tahu definisi gempa bumi seperti di atas. Pertanyaan selanjutnya adalah apa penyebab dari patahnya lapisan pada kerak bumi tersebut? Jawaban dari pertanyaan tersebut akan kucoba jelaskan. Masih dikutip dari sumber yang sama. Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung di atas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain.
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfer, merupakan batuan yang relative dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi yang padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Umumnya gerakkan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia, namun terukur sebesar 0-15 Cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan energi secara mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Penjelasan di atas adalah proses terjadinya gempa bumi yang selama ini kerap kali kita sangkut pautkan dengan azab Tuhan. Lantas mengapa sering kali terjadi di suatu wilayah yang jika ditelusuri dalam sudut pandang agama, wilayah tersebut memang jauh dari kata taat beragama? Pertanyaan yang bagus. Tapi mari kita tengok lagi, kejadian tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu? Kalian tentunya tahu kota Aceh adalah sebagai “serambi Makkah” bukan? Peraturan agama sangat diberlakukan di Aceh. Tapi nyatanya gempa bumi yang mengakibatkan tsunami besar bertamu di Aceh? Jadi apakah itu azab Tuhan? Kalau menurutku itu bukan azab, tapi itu memang sepenuhnya alam yang memang sudah waktunya meledakan energi yang terkumpul karena kerak bumi yang sudah tak sanggup menahan pergerakan mantel bumi. Ditambah lagi, Negara Indonesia memang Negara yang rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik. Dan tentunya segala sesuatu bisa terjadi karena kehendakNya. Kalau sudah saatnya, siapapun tak bisa melawan atau sekedar menahan. Dan sekali lagi, itu bukan sebuah azab.
Terlepas dari itu semua. Jikalau memang Tuhan marah pada kita mahkluknya, apakah itu malah bukan bertentangan dengan sifat Tuhan (Allah) yang Maha Penyabar? Dan satu lagi, kita hidup di zaman nabi Muhammad. Yang artinya segala azab dan pembalasan tidak diturunkan secara langsung dan seketika itu pula. Tapi kelak di hari pembalasan. Berbeda dengan kaum zaman nabi Nuh, nabi Musa yang ketika umat nabi Musa membangkang terhadap perintah Tuhan, seketika itu pula azab akan turun. Dan itu bukti sifat Allah yang Maha Penyabar.
Jadi dapat kita ambil kesimpulan kecil, bahwa selama ini segala sesuatu gejala alam adalah memang gejala alam yang menggambarkan kekuasaanNya, maha besarNya, keperkasaaanNya.
Satu lagi, jangan menyalahkan sebuah pendapat atau statemen apapun. Tapi berfikirlah dan cari segala macam referensi sehingga kamu akan mendapatkan pendapat sendiri. Bisa jadi kau setuju dengan pendapat yang ada dan tak jarang jika pendapat lainnya kontra dengan pendapat yang lain. Tapi jangan bawa iman ketika kalian berfikir, karena iman itu dengan hati sedangkan berfikir dengan akal. Kalau kalian beriman dengan akal, tak akan sanggup kalian menemukan kebenarannya. Tapi berfikirlah dengan akal yang dibarengi dengan iman sepenuh hati. Karena dengan iman sepenuh hati, betapapun tak masuk akalnya yang kita pikirkan, kita tetap meyakininya kalau itu benar-benar ada. [] masupik
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komentar :))

.:: DAFTAR ISI ::.

Archives

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Catetan Masupik - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger